Resensi Buku "Donald Guthrie -Teologi Perjanjian Baru 1"

Resensi Buku

(Milenio Kalista Lebong Ramba’)

Pendahuluan

Buku Teologi Perjanjian Baru 1 ditulis oleh Donald Guthrie; transkripsi: Lisda Tirtapraja Gamadhi; editor: Staf Redaksi BPK Gunung Mulia; cetakan ke 12; Jakarta; penerbit: PT BPK Gunung Mulia, tahun 2008; 496 halaman; ketebalan buku 21 cm; ISBN 978-979-415-562-2.

Buku ini bertujuan untuk memberikan pemahaman yang lebih jelas mengenai teologi PB melalui penjelasan yang sistematis. Disamping itu buku menitikberatkan persoalan-persoalan yang besar dalam PB dan hendak melihat pengaruh para penulis didalamnya. Sehingga dengan demikian adanya eksistensi dari buku ini adalah untuk menjawab sejumlah besar pertanyaan-pertanyaan orang percaya khususnya mengenai doktrin-doktrin teologi Perjanjian Baru.

 

Deskripsi

Dalam kitab PB tidak dapat disangakal bahwa pengaruh kepenulisan didalamnya cukup kental. Baik itu latar belakang penulis, kodisi atau keadaannya pada saat menulis injil menjadi faktor yang cukup dominan didalamnya. Terlebih lagi, PB yang pada saat itu ditulis di tengah-tengah suasana yang dipengaruhi oleh berbagai aliran keagamaan. Dengan demikian para pembaca PB haruslah bijak saat ingin menginterpretasikan kitab-kitab dalam PB dengan memperhatikan berbagai pengaruh-pengaruh didalamnya.

Hal ini mendorong muculnya berbagai keragu-raguan mengenai otoritas atau keotentikan kitab PB. Namun tentunya para bapa-bapa gereja sebelumnya telah mempunyai standar yang disebut kanon sebelum kumpulan kitab-kitab injil sampai pada tangan kita saat ini. Adapun sumber-suber yang digunakan ialah pertama PL yang dimana sangat erat hubungannya dengan PB, bahkan seringkali PB banyak mengutip ayat-ayat PL. Kedua ialah tulisan-tulisan Yahudi-Palestina yang dimana didalamnya menekankan perlunya pemahaman yang seluas-luasnya tentang sejarah pada masa antara PL dan PB. Terakhir ialah tulisan-tulisan helenistik yang terbagi kedalam dua kelompok utama yaitu tulisan-tulisan Yahudi dan tulisan-tulisan Yunani. Dengan demikian dapat kita lihat keotoritasan dari PB itu sendiri melalui serangkaian penelitian dari berbagai latar belakang pendekatan yang berbeda-beda. Khususnya dalam buku ini sendiri memiliki dua hal yang menjadi standar dalam penyusunan isi didalamnya. Pertama, pendekatan pada pokok persoalan bertitik tolak dari keyakinan bahwa PB adalah penyataan Allah bukan hasil penemuan manusia. Kedua, ialah kebutuhan-kebutuhan para pemakai buku ini yaitu untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan dalam ajaran PB.

PB tidak berusaha untuk membuktikan keberadaan Allah melainkan dimulai dari beberapa keyakinan bahwa Allah ada, Ia menciptakan manusia dan terus menerus menaruh perhatian pada manusia. PB tidak akan mempunyai arti sama sekali kecuali jika keyakinan-keyakinan dasar ini benar. Dengan demikian hanya ada dua pilihan yang diperhadapkan kepada pembaca, yaitu menerima keyakinan-keyakinan itu dengan iman, atau menolaknya yang berarti juga menolak seluruh penyataan yang didasarkan padanya.

Ketika berbicara mengenai Allah maka tentunya setiap orang percaya mempunyai gambarannya masing-masing seperti Allah sebagai Pencipta, Allah sebagai Pemelihara, Allah sebagai Raja dan Hakim dan lain sebagainya. Belum lagi gelar-gelar untuk Allah seperti Roh, Juruselamat, Yang Mahatinggi, Allah nenek moyang Israel, Alfa dan Omega. Tentunya hal ini tidak dapat kita pahami hanya dengan sekedar membaca Alkitab saja dan hal-hal semacam inilah yang hendak dijelaskan penulis didalam buku ini. Dengan demikian dapat dilihat dengan jelas bahwa Allah adalah hal yang paling ditonjolkan dalam buku ini.

Dalam rumusan tentang ajaran atau doktrin tentang Allah, menyatakan dengan jelas bahwa Allah adalah pribadi yang riil dan eksis.  Dalam PB sendiri sifat-sifat Allah lebih merujuk kepada karya-Nya dalam penciptaan untuk menampakkan fondasi dari relasi-Nya dengan manusia. Dimana penciptaan itu sendiri bukanlah poin utamanya disini namun adanya suatu keterikatan antara yang Maha Kudus dengan ciptaan. Hal inilah yang sesungguhnya hendak dibangun menjadi fokus utama dalam penciptaan,

Kemudian Allah sebagai pemelihara bersifat universal dan kontinu. Hal ini berarti bahwa dalam memelihara ciptaan-Nya, Allah tidak memandang bulu sebab apa yang diciptakan-Nya adalah baik. Demikian pula dengan sikap kontinu yang menjadi poin utama dari pemeliharaan Allah yang berlangsung terus-menerus bahkan hingga saat ini. Khususnya ketika melihat dalam surat-surat PB akan banyak perikop-perikop yang menitikberatkan tentang hal ini.

Secara Holistik dalam PB dapat ditemukan keyakinan yang melihat Allah sebagai Raja dan Hakim. Hal ini semakin dipertajam dengan redaksi-redaksi yang digunakan didalamnya seperti ungkapan “Kerajaan Allah” atau “Kerajaan Sorga. Walaupun konsep ini memang mayoritas dipandang negatif pada zaman PB dikarenakan banyaknya kemunculan raja-raja yang lalim, namun nampaknya tidak ada satu pun ayat di PB yang memandang hal yang sama terhadap Allah. Justru sebaliknya kerajaan Allah dipandang sebagai sebuah keselamatan yang disediakan-Nya.

            Pembahasan selanjutnya mencoba mengkaji manusia dan dunianya, dimana membahas aspek-aspek praktis juga elementer dalam relasi dengan Allah. Pada bagian ini fokus utama pembahasannya mengenai perspektif PB yang hendak menjelasakan mengenai kondisi manusia dalam dosa, hingga pada penjabaran mengenai karya penyelamatan Allah kepada manusia yang berdosa. Lalu pada bagian tema kristologi, dijelaskan mengenai sifat-sifat Yesus Kristus dan gelar-gelar Kristologi yang juga menjadi pokok dari PB itu sendiri.

            Kemudian perhatian lebih ditujukan terhadap misi Kristus, dimana hal ini berhubungan sangat erat kaitannya dengan Kristologi. Mengenai pembahasan ini dipaparkan mengenai ajaran-ajaran tentang Kerajaan Sorga, arti kematian Kristus dalam kitab-kitab injil. Bahkan tidak hanya sampai disitu, bagian ini juga menyinggung pandangan PB mengenai keselamatan. Selanjutnya penulis membahas mengenai kehidupan Kristen. dalam bagian ini membahas mengenai iman dan pengampunan, anugerah, kehidupan yang baru, pengudusan, serta masalah hukum. Serta bagaimana para orang-orang percaya mengatasi pengaruh-pengaruh buruk akibat kehidupan lama.

            Pada bagian terakhir buku ini menjelaskan tentang etika PB. Bagaimana ajaran-ajaran mengenai moralitas ketika bersinggungan dengan ajaran yang sifatnya lebih kepada hal teologis. Dengan demikian tidak dapat kita pungkiri bahwa nilai-nilai etika juga turut ikut campur menjadi bagian dari teologi PB. Bahkan ke hal-hal yang lebih sederhana seperti prinsip-prinsip dasar tentang etika yang nampak dalam PB itu sendiri.

 

Refleksi dan Rekomendasi

Dalam buku menjelaskan secara konkrit rumusan dari doktrin-doktrin teologi PB mengenai Allah. Dimana nampaknya penulis menggunakan teologi katafatik dalam menjelaskan pribadi Allah terhadap pembaca. Sehingga dengan demikian segala sikap maupun atribut-atribut yang melekat yang melekatnya pada-Nya dipandang sebagai sesuatu yang baik adanya.

Disamping itu penekanan yang sangat berusaha dinampakkan disini adalah keotoritasan dari PB sebagai dasar dari doktrin-doktrin Allah. Dengan kuatnya fondasi ini maka doktrin yang terbangun kemudian dapat menjadi lebih kokoh dan dapat diterima oleh para pembaca. Sehingga dengan demikian hal inilah yang dijadikan sebagai landasan utama pada awal buku ini.

            Kemudian dalam perspektif saya pribadi terhadap buku ini, menurut saya sangat bagus dalam mengkaji setiap poin-poin besar didalamnya. Bahkan dapat saya katakan sangat detail dalam menjelaskan hal-hal yang diasumsikan penulis akan ditanyakan ketika mempelajari teologi PB. Namun bagaimana pun juga terdapat kekurangan dalam buku ini dimana bahasa yang digunakan tinggi sehingga terkadang menimbulkan kebingungan dalam beberapa penjelasan didalamnya.

Namun disamping kekurangan itu juga, buku ini memiliki kelebihan-kelebihan didalamnya dimana dengan sangat jelas menjabarkan doktrin teologi PB. Bagaimana Allah itu dan seperti apa dan bagaimana Allah dalam menciptakan bumi dan memelihara ciptaanNya, serta bagaimana Manusia kehidupan manusia sampai pada hubungannya dengan Allah. Sehingga dengan demikian penulis berhasil menjawab kebutuhan-kebutuhan para pembaca.

Komentar